Jumat, 02 Maret 2012

Hemodinamik dan Central Venouse Pressure


Hemodinamik dan Central Venouse Pressure

Pendahuluan
Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik invasif atau noninvasive. Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompakan darah.  Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan vena jugularis (jugular venous pressure). Pemantauan hemodinamik secara invasif, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh darah atau rongga tubuh

Indikasi Pemantauan Hemodinamik
a.       Shock.
b.      Infark Miokard Akut (AMI), yg disertai: Gagal jantung kanan/kiri, Nyeri dada yang berulang, Hipotensi/Hipertensi.
c.       Edema Paru.
d.      Pasca operasi jantung.
e.       Penyakit Katup Jantung.
f.        Tamponade Jantung.
g.       Gagal napas akut.
h.       Hipertensi Pulmonal.
i.         Sarana untuk memberikan cairan/resusitasi cairan, mengetahui reaksi pemberian obat.

Parameter Hemodinamik
a.       Tekanan vena sentral (CVP)
b.      Tekanan arteri pulmonalis
c.       Tekanan kapiler arteri pulmonalis
d.      Tekanan atrium kiri
e.       Tekanan ventrikel kanan
f.        Curah jantung
g.       Tekanan arteri sistemik


Central Venouse Pressure

Link: Central Venous Catheter

Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 – 10 mmHg.

Tempat Penusukan Kateter
Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan cutdown melalui vena sentral atau vena perifer, seperti vena basilika, vena sephalika, vena jugularis interna/eksterna dan vena subklavia.

Gelombang CVP
Gelombang CVP terdiri dari, gelombang:
a= kontraksi atrium kanan
c= dari kontraksi ventrikel kanan
x= enggambarkan relaksasi atrium triskuspid
v= penutupan katup trikuspid
y= pembukaan katup trikuspid


Cara Pengukuran CVP
Pengukuran CVP secara nonivasif dapat dilakukan dengan cara mengukur tekanan vena jugularis. Secara invasif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena kava superior atau atrium kanan, teknik pengukuran dptemnggunakan manometer air atau transduser, 2) Melalui bagian proksimal kateter  arteri pulmonalis . Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem transduser.

Tekanan Vena Jugularis
Pasien dalam posisi berbaring setengah duduk,kemudian perhatikan; 1) denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba tetapi bisa dilihat. Akan tampak gel a (kontraksi atrium), c (awal kontraksi ventrikel-katup trikuspid menutup), gel v (pengisian atrium-katup trikuspid masih menutup), 2) normal,pengembungan vena setinggi manubrium sterni, 3) ila lebih tinggi bearti tekanan hidrostatik atrium kanan meningkat, misal pada gagal jantung kanan . Menurut Kadir A (2007), dalam keadaan normal vena jugularis tidak pernah membesar, bila tekanan atrium kanan (CVP) naik sampai 10 mmHg vena jugulais akan mulai membesar. Tinggi CVP= reference point tinggi atrium kanan ke angulus ludovici ditambah garis tegak lurus, jadi CPV= 5 + n cmH2O.


Pemantauan CVP dengan Manometer
Persiapan untuk pemasangan
a. Persiapan pasien
    Memberikan penjelasan pd klien dan lg ttg:
        tujuan pemasangan,
        daerah pemasangan, &
        prosedur yang akan dikerjakan

b. Persiapan alat
        Kateter CVP
        Set CVP
        Spuit 2,5 cc
        Antiseptik
        Obat anaestesi lokal
        Sarung tangan steril
        Bengkok
        Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
        Plester

Persiapan untuk Pengukuran
a.  Persiapan Alat
        Skala pegnukur
        Selang penghubung (manometer line)
        Standar infus
        Three way stopcock
        Pipa U
        Set infus
b.   Cara Merangkai
        Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
        Mengeluarkan udara dari selang infuse
        Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
        Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
        Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
        Mengeluarkan udara dari manometer line
        Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
        Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang

c.   Cara Pengukuran
        Memberikan penjelasan kepada pasien
        Megatur posisi pasien
        Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala pengukur atau tansduser
        Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila
        Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
        Membereskan alat-alat
        Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai

Pemantauan dengan Transduser
Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan tekanan darah arteri sistemik.

a.   Persiapan pasien
        Memberikan penjelasan ttg: tujuan pemasangan, daerah pemasangan, dan prosedur yang akan dikerjakan
        Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah pemasangan

b.   Persiapan untuk penusukan
        Kateter sesuai kebutuhan
        Set instrumen steril untuk tindakan invasif
        Sarung tangan steril
        Antiseptik
        Obat anestesi lokal
        Spuit 2,5 cc
        Spuit 5 cc/10 cc
        Bengkok
        Plester

c.    Persiapan untuk pemantauan
        Monitor
        Tranduser
        Alat flush
        Kantong tekanan
        Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)
        Heparin
        Manometer line
        Spuit 1 cc
        Three way stopcock
        Penyanggah tranduser/standar infus
        Pipa U
        Infus set
d.   Cara Merangkai
        Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian memasukkannya ke dalam cairan infuse
        Menghubungkan cairan tsb dg infuse
        Mengeluarkan udara dari selang infuse
        Memasang cairan infus pada kantong tekanan
        Menghubungkan tranduser dg alat infuse
        Memasang threeway stopcock dg alat flush
        Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush
        Menghubungkan manometer dg threeway stopcock
        Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan (untuk memudahkan beri sedikit tekanan pada kantong tekanan)
        Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
        Menghubungkan kabel transduser dengan monitor
        Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang
        Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran

e.   Cara Kalibrasi
        Lavelling
        Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka threeway ke arah udara
        Mengeluarkan cairan ke udara
        Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat angka nol
        Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah udara
        Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik


Peranan Perawat
1.   Sebelum Pemasangan
        Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan
        Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur posisi sesuai dg daerah pemasangan

2.  Saat Pemasangan
        Memelihara alat-alat selalu steril
        Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dpt terjadi pada saat pemasangan spt gg irama jtg, perdarahan
        Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedurdilakukan
3.  Setelah Pemasangan
        Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara: 1) melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS IV dengan         midaksila, 2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas , atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien, 3) melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi           monitor/transduser, setiap shift, ragu terhadap gelombang.
        Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.
        Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
        Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
        Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, & infark pulmonal).
        Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
        Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar